Minggu, 03 Januari 2010

Juice

Saya termasuk orang yang kecanduan minum juice, selanjutnya saya singkat jadi jus aja ya. Dan saya punya partner yang OK dalam berburu jus, Erin. Dari jus di dekat kampus, jus deket kos, jus yang jauh, jus di outlet2 pinggir jalan, jus di warung makan, jus di toko kelontong, sampai jus di restoran. Setelah mencoba jus di tempat baru, kami pasti akan saling berbagi akan rasa “enak/ga enak” dan “mahal/murah” yang akan menentukan “iya/tidaknya” kami ke sana lagi,:).

Dulu kami punya tempat jus langganan, masih di sekitar UGM, tapi lebih dekat ke daerah kos-kosan mahasiswanya. Alasan kenapa kami sering banget ke sana adalah karena enak, murah, penjualnya lucu, dan kita boleh beli jus mix (campuran lebih dari satu buah). Di situ juga ada fotokopian buku tentang manfaat masing-masing buah dan sayuran. Dulu, harga satu porsi jus hanya Rp. 2500, sekarang udah Rp. 3000. Kelemahan tempat itu menurut saya, tempatnya terlihat kurang bersih, dan lamaaaa (ya iyalah, antri), sampai beberapa kali saya sempet2in membeli jajan yang lewat ketika menunggu jus saya selesai dibuat. Saya bahkan sempat beberapa kali mengurungkan niat untuk membeli jus di sana ketika melihat deretan motor sudah memenuhi area depan jus, pikiran saya waktu itu “Mesti lama, lagian, ga ada tempat buat motorku”, tapi itu kalau lagi sendirian lo ya, ga sama jeng Erin,:).

Sekarang, jus di tempat itu sudah bukan langganan kami lagi. Erin sudah membeli blender untuk membuat jus sendiri, dan saya, sudah menemukan tempat langganan lain,:). Berawal dari Aa saya yang membelikan jus untuk saya dan Erin, dan ternyata…, jus itu enaaaaak banget. (Catatan: Aa saya itu dulu kekasih saya, sekarang udah jadi sahabat, tapi panggilan aa masih boleh disebut,hehe). Ternyata dia membelinya di jalan depan FT UNY. Dan saya tau banget, aa saya itu anti gula,anti es, so, jangan2 jus yang saya minum waktu itu sugar free….(belum saya konfirmasi). Kalau gitu…, wah….., super sekali rasanya. Akhirnya, saya mencoba sendirian ke tempat langganan Aa itu. Hmhmhm….., saya terkesan, tempatnya sangat bersih, pilihan buahnya buanyak, dan ada tiga kategori harga, Rp 3000, Rp. 4000, dan Rp. 5000, tergantung buahnya. Jusnya kental banget, berbeda sekali dengan jus langganan saya sebelumnya. Hampir tiap hari saya membeli jus di sini, sehari sampai dua kali, pagi dan sore. Kalau dalam sehari saya belum minum jus dari tempat itu, rasanya ada yang kurang, gelisah…(halaaah), hehe. Tapi yang saya tidak suka, antrinya itu lo (kalau lagi antri ya), tapi memang ketika saya membeli, pas antri2nya, jadi makan banyak waktu saya,:p. Dan karena beberapa hari ini saya merasa sedang tidak ingin membuang-buang waktu, maka saya hanya akan membeli jus di tempat yang tidak mesti antri, dan dilewati ketika saya mau pulang ke kos (tidak mesti berbelok arah dulu melawan arah pulang ke kos saya). Jus yang sering saya beli adalah jus mangga, jambu, dan belimbing. Dua hari awal di 2010 adalah hari tersial saya dalam berurusan dengan jus. Gimana tidak, 2 hari itu saya membeli jus di outlet jus jalan Gejayan, belum juga sampai kos, jus itu jatuh dan tumpah di jalan ketika saya sedang mengendarai vega saya. saya hanya bisa melihat jus saya tak terselamatkan. akhirnya 2 hari itu juga saya langsung menggantinya dengan membeli jus di dekat lembah UGM. Tragis, padahal, saya sudah mencoba menyetir vega selambat mungkin, jus saya tetap jatuh, hiks. Saya jadi illfeel untuk membeli jus di jalan gejayan itu.

Oya, ibu saya juga suka membuat jus. Ketika di rumah, pas saya bangun pagi, tiga gelas besar jus sudah tersedia di dalam lemari es. Tiga gelas itu untuk bapak, ibu, dan saya. Ibu mencampurkan 5 macam buah untuk dijadikan jus yaitu apel, jambu, tomat, wortel, dan bengkoang. Saya sebenarnya tidak begitu suka jus wortel, tapi, jus bikinan ibu saya itu TOP banget, rasa wortelnya ga kerasa sama sekali (diakuin juga oleh teman saya yang sempat bertamu ke rumah saya),:). Lucunya, teman saya itu hanya mau diberitahu isi jus itu setelah dia selesai minum jusnya, karena dia anti wortel. Jadi kalau wortel sudah masuk ke dalam perutnya setelah dia selesai meminum jus, semuanya aman, hehe, Nia…., nia…., someday, masih maukah kau minum jus di rumahku kalau sudah tau komposisinya seperti itu? hehe.

Saking sukanya minum jus, saya pernah berbicara dengan ibu saya, “gimana kalau saya bisnis jus di alun2 Purbalingga?”, karena saya opimis, akan sangat laku sekali, mulainya pas cuaca lagi panas-panasnya. Ibu saya malah bilang, “Di sana itu udah banyak penjual es”. Lalu saya jawab “Oh, kalau gitu bisnis es yang aneh-aneh aja, semacam es Eny dan es Murni kalau di Yogya, jadi nama esnya aneh-aneh, es jatuh cinta, es patah hati, es anti stress, hehe”. Lalu selanjutnya bagaimana? Hmhmhm…., belum tahu…..,:). Tulisan ini harus saya akhiri dulu, saya mau membeli jus,:).

2 komentar:

  1. mau dong dikirim jusss :P

    BalasHapus
  2. Minta dikirimin jeng Erin aja, dia hobby ngirimin jus tu, hihihi

    BalasHapus