Kamis, 08 Desember 2011

Kau = Kilau

Dengan sejumlah dolar
ia sampai ke negriku
berkilau indah pelengkap cahaya mentari

Sekali saja, kuajak ia mengunjungi tanah kelahiran
Setelahnya, menyapa sejenak kota sebelah
Bukankah kota itu mengenalku?
Tak ingatkah salam-salam yang dititipkan dari Jakarta?
Tak ingatkah pada mataku yang selalu mengakrabi dari balik kaca mobil?

Ia baru 3 bulan bersamaku
Kemarin baru saja kukagumi kilaunya--entah keberapa

Sudah 36 jam, jejaknya tak tertangkap lagi


(Sedih mengingat sahabatku berkata "Ridha, ini untukmu")
(Sedih karena Allah mengambilnya ketika cinta ini tengah bertumbuh dengan hebat)
(Sedih karena orang yang membersamaimu sekarang mungkin tak mengerti artimu bagiku)

(Sedih mengingat kau menjadi milikku karena kebaikan&ketulusan sahabat)
(Sedih karena rasa bersalah, mencoba terlalu menjagamu, yang sangat terlalu, sampai aku melupakanmu, how did it happen?)
(Sedih karena kenangan buruk mulai membuntuti kota yang indah itu, tempat dimana ia pergi)

******


Selamat tinggal jam tangan cantikku, aku masih berharap, ada orang baik mengantarkanmu padaku, yang selalu mencintaimu

Sabtu, 19 November 2011

19-11

Sekian waktu kau terwarnai sekitarmu, sekian waktu itu jua kau mewarnai sekitarmu
Kau bisa menjadi seperti matahari, menyinari segala semesta, ruang, dan jiwa yang membutuhkan
Kau juga bisa seperti rembulan, yang lembut terhadap keriuhan bintang
Pernah kau kata, impian-impianmu selalu tampak di depan mata, tapi kau ragu apakah kan tergenggam
Milyaran detik mengantarkanku pada keyakinan akan semua mimpimu, semua yang kau pinta dari Nya
Sahabatku, apapun yang menjadi citamu, kejarlah, perjuangkan apa yang penting bagimu, yang pantas kau dapatkan
Kau tahu? Sedih atau bahagiamu, pasti jadi sedih atau bahagiaku
Jadi, harapan-harapan baikmu…., pasti mengalir dalam doa-doaku
Setulus kebaikan yang kau beri untuk sesama, berlimpah kebaikan kan kau dapatkan, pasti.

Selamat ulang tahun sahabat terbaikku
Tidak ada tart, lilin, atau adukan tepung & telur
Tapi ada lebih dari sejuta selamat untukmu
Dariku, dari daun di pohon sana, dari gerimis, dari pantai…
Dari segala yang kulintasi, mereka menitipkan selamat untukmu

Semoga jalan depan dari usia ini adalah jalan utama berlimpah berkah
Yang kan selalu dalam lindungan-Nya, Amin

(Ditulis untuk seorang sahabat yang berulang tahun di hari ini; 19-11 dua tahun lagi kita jelajahi sabang-merauke ya, hehe)

Senin, 14 November 2011

dan atau

Tujuh dan satu
Tujuh itu mereka, satu itu aku
Tujuh itu untukku, satu itu untuknya
Tujuh itu untuk baikku, satu itu untuk bahagianya kita

dan...., bukan atau....

ataukah sebenarnya...... atau yang kupaksa menjadi dan?

Nafas itu lagi
menikmatinya tanpa mau ada titik
Membuncah dengan sekuatnya
Menciptakan energi, yang lagi dan lagi
seolah, kusanggup hadapi apapun

ini inginku
katakan padaku
bolehkah?

seperti dulu, kau-aku, tanyakan semua
lalu kita rasakan, memiliki itu indah, memiliki menjadikan kita manja

Selasa, 08 November 2011

........

Akan tiba juga, kurasa
Sang merpati belum tampak

Lalu, diam
dan diam

Jatuh
dan jatuh

Mengkristallah
danau itu hijau? biru?
entahlah, tak jelas lagi

(episode terdiam)

Senin, 07 November 2011

Sejenak

Hey, di sini rupanya
............................
kemarin itu...
aku sungkan
Apa kabar?

Great, always
Kupesankan sop matahari
dingin, di luar hujan
sungkanku sejengkal di depanmu

Ini tak lama
kecap saja yang sejenak ini
kita tahu seharian kita akan tersenyum karena ini

Pasti.
Kupesankan lagi ya
teh hangat, pisang goreng, puding, apalagi?

Apa saja
Kau serius tak pulang hari ini?
Bagaimana dengan....

Besok. Tambah apa lagi?

(edisi idul Adha - tanpa menikmati kambing)

Senin, 26 September 2011

Rindu

Rindu itu bisu
Rindu itu syahdu
Jangan sediakan telinga untuk mendengar
Tapi sediakan hati untuk menjawab

(Pemeran utama di sebuah sinetron membacakan sajak ini kepada pemeran kedua)


*Jika Allah berkehendak, ada suatu masa dimana kita akan saling bercerita tentang menariknya perjalanan-perjalanan yang telah kita tempuh

Kamis, 22 September 2011

Bermanfaat Untuk Orang Lain

Semalam saya berangkat tidur saat waktu sudah menunjukkan pukul 00 lebih sedikit, dan bangun satu jam-an sebelum azan Subuh. Biasanya, kalau tidur baru dini hari, habis subuh dah memeluk guling lagi, tapi pagi ini, saya kakatakan: Tidak!! hehe. Saya niatkan akan mendengarkan penyiar radio favorit saya di Jogja Pagi Swaragama FM, sembari melakukan sesuatu yang bermanfaat. Membuka FB, nge-wall sesuatu yang memotivasi, memberi komen yang mengingatkan salat subuh, me-like status2 yang bagus2, membaca-baca blog2 yang menginspirasi, dan sms teman dengan maksud memotivasi.....sederhana kan? :).

Tapi aktivitas saya bertambah dengan dimintanya saya menjadi editor dari sebuah tulisan yang mau dikirim ke surat kabar nomor 1 di Indonesia oleh teman saya, baiklaaaaaah. Langsung saya on-kan sinyal kritis saya, hehe. Membaca kata-perkata, kalimat, keterhubungan kalimat satu dengan kalimat lain, menangkap pesan tiap-tiap kalimat dan paragraf, mengingat-ingat EYD...., dilanjut dengan discuss hasil editan, hehehe. I like this!!!!!! Saya jadi ingat, dua sahabat saya pernah menodong saya untuk menjadi editor naskah tesisnya sebelum dan sesudah ujian tesis. Alamaaaak, ini rada berat karena makan banyak waktu secara tesis bukan satu dua lembar, hehe. Mereka mengatakan kepada dosen pembimbing mereka tentang kualifikasi saya yang mumpuni untuk pengecekan tulisan2, hahaha, ada-ada sajaaaaa, saya diberi kerjaan tambahan di tengah tesis saya sendiri yang waktu itu super njelimet, :p. But really..., saya senang melakukannya, yes, saya menikmatinya, :). Rasulullah pernah bersabda, "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain (HR. Bukhari)". So, tunggu apalagi? Ayo kita banyak-banyak melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain, se-simple apapun itu, :). Melakukan&memberikan sesuatu untuk orang lain, tidak akan mengurangi apapun dari diri kita, tetapi justru akan menambah kebahagiaan kita, karena kita telah melakukan sesuatu yang membuat orang lain bahagia, kita bermanfaat untuk orang lain, ^_^



Rabu, 15 Juni 2011

Menghargai Kejujuran

***Tulisan blog edisi kali ini diterbitkan seijin penulisnya, sahabat baik saya, Ipam Fuaddina adam***

Kejujuran diungkapkan dalam peribahasa lama sebagai mata uang yang lebih bernilai daripada emas. Dan mungkin, kejujuran adalah salah satu nilai moral universal yang diterima dan dihargai oleh seluruh kebudayaan, melewati batas ruang dan rentang waktu. Kita semua menyenangi orang jujur, berteman dan bekerja bersama mereka. Sulit bagi kita menemukan orang yang suka dengan pembohong, penipu, dan label-label lainnya yang menunjukkan hilangnya atribut kejujuran pada diri seseorang. Jelas bahwa secara natural, manusia menyenangi sesuatu yang koheren, apa yang dia lihat sesuai dengan kenyataan riilnya, mekanisme ini didukung oleh kejujuran.

Kejujuran pada pengertian yang paling dasar adalah menyampaikan sesuatu apa adanya, menyampaikan keadaan yang sebenarnya, sesuai kenyataan. Dalam bahasa kekinian, kejujuran sering diungkapkan dengan istilah integritas. Kebalikan dari jujur adalah bohong, menipu, dusta, deceive, curang, memoles/memlintir/menutupi keadaan sebenarnya demi mendapat keuntungan sedangkan orang lain tidak menyadari atau kehilangan persepsi sehingga mengalami kerugian.

Sebagai seorang muslim, saya mendapati bahwa dalam agama Islam kejujuran dipandang dengan harga yang sangat tinggi. Nabi Muhammad S.A.W dijuluki al-Amin karena kejujuran sebagai sifat yang melekat dalam diri beliau, dan atas kesaksian pada pengakuan kejujuran beliau bahwa beliau adalah seorang utusan Tuhan, seseorang dikatakan muslim. Penghargaan pada kejujuran beliau adalah rasionalitas iman seorang muslim. Dalam agama Islam, penghargaan terhadap kejujuran juga dapat dilihat dalam tuntunan untuk senantiasa menjaga lisan dengan mengucapkan kebenaran meskipun pahit serta menjadikan jujur sebagai kebiasaan adalah salah satu jalan menuju surga. Al-quran juga secara tekstual menyebutkan bahwa kejujuran adalah salah satu karakter orang-orang beriman.

Islam melarang seseorang berbohong, menipu, berdusta bahkan ketika bercanda sekalipun. Dalam beberapa hadits shahih, dusta dan sumpah palsu dikategorikan sebagai satu dari tujuh dosa besar. Pada masa pengumpulan hadits dahulu kala, derajat mutu hadits dilihat dari kejujuran para perawinya, bukan dari matan (isi) haditsnya. Hingga sekarang, prinsip ini masih berlaku. padahal kita tahu bahwa hadits adalah sumber hukum pokok kedua setelah Al-quran. Kejujuran juga menjadi ruh dalam banyak aspek muamalah, misalnya : kesaksian pengadilan, jual beli, musyarokah, nikah, dll. Bisa kita lihat bahwa kejujuran adalah salah satu prinsip mendasar dalam Islam karena jangkauannya yang menyeluruh terhadap seluruh sendi-sendi agama.

Konsep kejujuran juga berlaku terhadap diri sendiri. Sering kali kita tidak menghiraukan suara hati, kita malah menafikannya dan lebih percaya pada nafsu dan ego. Ada sesuatu dalam diri kita yang coba dibohongi, dialah hati nurani, inner-self. Ada juga konsep jujur terhadap Tuhan, yang saya coba cocokkan dengan istilah Ihsan dalam Islam. Ihsan artinya kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah atau meyakini bahwa Allah melihat kita. Seandainya seorang muslim meyakini pandangan-Nya yang menyeluruh dan kehadiran-Nya yang selalu menyertai, maka bagaimana mungkin seorang muslim akan berbohong kepada Tuhannya? seluruh ibadahnya akan dilandasi dengan keihklasan dan kejujuran, inilah maqom yang oleh para ulama disebut sebagai tingkatan iman tertinggi.

Kejujuran juga dasar dan fondasi dari sikap amanah. tidak akan ada amanah tanpa kejujuran. Amanah adalah ketika pihak yang diberi kuasa menangani urusan berlaku jujur kepada pemilik urusan. Dalam dimensi yang lebih luas, kejujuran dan amanah adalah syarat mutlak bagi suatu sistem sosial untuk menjamin kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh individu-individu didalamnya. Pemimpin yang amanah dan jujur memungkinkan terciptanya public-trust. Pemerintahan yang jujur dan amanah memungkinkan terciptanya supremasi hukum, dimana efek selanjutnya adalah penegakan keadilan, suatu karakter civil society.

Sayangnya sekarang ini, konsep Indonesia sebagai civil society berbasis kejujuran nampaknya cuma sebatas utopia, fatamorgana gurun pasir. kejujuran dan amanah sudah terlalu murah karena ditukar menjadi lembaran rupiah. Korupsi, yang lahir dari sikap khianat karena tidak adanya amanah dan kejujuran, adalah lawan dari keadilan. Ini sangat ironi jika kita kontraskan dengan kenyataan bagaimana seharusnya muslim yang mayoritas di negara ini menghargai kejujuran, rasionalitas iman yang menjadikan kita disebut sebagai muslim.

Senin, 06 Juni 2011

Insensitive (Letto)

a silent move that we make
when we awake
oh no…

my conscience
come and going come and go


a troubled mind and twisted hand
we use everytime this everytime…

all the sentimental feeling
that sometimes makes our heart burning
we surrender to a strong desire
ignorant to the needs of other
.. little whisper of little voices
that calls when we make desperate choices
are we that oblivious?
so insensitive

… so many choices to be made
so little time to decide
so little guilt on our side

Senin, 16 Mei 2011

Donal Bebek: Wek-wek

Teman kos saya tertawa melihat majalah donal bebek diantara 2 surat kabar yang baru saya beli tadi pagi. Bukan cuma dia saja yang tertawa, teman kos saya yang lainnya juga ikut menemani tawa teman saya sebelumnya. ^_^. Saya jadi mengingat perjalanan ke Jawa Timur setahun kemarin. Dalam mobil berisi 6 teman kos lama saya, seorang teman berseru "Ada seorang mahasiswa, buku-bukunya banyak..., korannya juga banyaaak, tapi juga ada donal bebek, haha". Seruan yang menggoda saya, :).

Dari buku yang pernah saya baca, bagaimana kita turut ditentukan oleh buku-buku yang kita baca. Seorang dosen jaman S1 saya (yang akhirnya saya ketahui merupakan saudara dari sahabat dekat saya) pernah bertanya dalam kuliahnya, "Apakah Anda-Anda yang mahasiswa ini masih pantas membaca komik?", beragam jawaban yang dilontarkan mahasiswa-mahasiswanya kala itu, termasuk saya yang pro dengan "pantas-pantas saja". Pertanyaan beliau dijawab oleh beliau sendiri "Sudah ga sepantasnya, bacalah buku-buku yang lebih berat". Sebenarnya, dari sejak saat itu sampai sekarang, saya kurang setuju dengan jawaban beliau, :). Saya pikir, kalau kita mempunyai hobby untuk membaca bacaan-bacaan ringan seperti itu apa salahnya? Apalagi kalau tetap diimbangi dengan bacaan-bacaan yang dianggap lebih "berat". Saya anggap donal bebek sebagai bacaan penyeimbang diantara buku-buku dan surat kabar- surat kabar yang sehari-hari saya baca, yaaaa, sekedar melepaskan kepenatan berpikir dengan bacaan haha-hihi.

Saya rasa, orang-orang yang bekerja di bidang anak-anak/remaja juga akan uptodate dengan bacaan-bacaan yang bersinggungan dengan dunia anak-anak/remaja itu sendiri. Seperti saya yang sedang mengerjakan proyek yang berhubungan dengan remaja. Dua minggu lalu, saya memborong banyak sekali majalah-majalah remaja bekas, tidak ketinggalan buku-buku untuk remaja. Padahal, usia saya, bisa dikatakan sudah tidak remaja lagi, hehe. Tapi kalau saya tidak mengikuti dunia remaja lewat bacaan-bacaan itu, bagaimana saya bisa mengerjakan proyek saya dengan maksimal? hehe.

Kembali ke Donal Bebek. Saya membaca donal bebek tidak dalam rangka mendukung pekerjaan saya secara materi, tapi mendukung secara psikologis, yup! Kehidupan saya tidak pernah bisa terlepas dari donal bebek, sejak saya bisa membaca, sampai sekarang. SD, SMP, SMU, S1, S2, bekerja.... selalu ada donal bebek yang saya sempatkan untuk saya beli walau bekas sekalipun. Waktu SD dan SMP, Orangtua saya selalu membawakan oleh-oleh berbundel-bundel majalah donal bebek bekas ketika mereka menyinggahi kota Semarang (sungguh tidak ada oleh-oleh lezat lainnya selain majalah itu, pada masa itu, ^_^). Bahkan ketika S1, hampir tiap bulan saya sempatkan memborong donal bebek di salah satu kios shopping centre, kios muraaaah, 700 rupiah disaat kios-kios lainnya menghargai donal bebek 2000an (sepertinya bapak pemilik kios ini tidak mengikuti perkembangan harga di kios-kios sekitarnya, hihi, untung di saya dong paaak, :)). Percaya tidak, stok donal bebek di kios ini sampai habis bis bis...., diborong saya semua kayaknya, hehe.

Donal bebek dalam kehidupan anak-anak & remaja saya tidak sedikitpun menyisihkan tempat untuk majalah Bobo, Mickey mouse, Gober Bebek, komik-komik elekmedia komputindo (serial cantik, bersambung, atau misteri), komik-komik petruk gareng, komik-komik HC Andersen, novel trio detektif Alfred Hitchock (i love this novel so much), buku detektif yang ada kunci jawabannya yang bisa dibaca pake cermin atau lewat balik halamannya dengan bantuan lampu, ^_^, Master Q, Tintin, Komik Police, Smurf, Litle Mermaid, Pak Janggut, Lupus, Olga, Gadis, Kawanku, Aneka, buku-buku sastra yang dipinjemi ibu dari perpustakaannya (^_^) dan tentu saja majalah Annida dan novel-novel Islami maupun kumpulan cerpen Islami yang dibawakan dari Jakarta & Bandung oleh kakak saya, ^_^. Waaaaah saya jadi kangen dengan masa-masa dulu, hihi.

Sebagian besar bacaan-bacaan masa dulu itu masih tersimpan di perpustakaan rumah saya di Purbalingga, dengan kondisi yang sudah tidak se-fresh dulu (sudah berbau kertas lama, :)). Beberapa hilang entah kemana (ada yang dipinjem ga balik-balik, :( ). Beberapa lainnya di rumah pemiliknya karena dulu saya hanya pinjam, hehe.

Baiklah, donal bebeknya sudah selesai saya baca, saya beralih membaca Kompas dan Kedaulatan Rakyat dulu ya, ^_^.

Sabtu, 14 Mei 2011

Pikiran ==> Kebahagiaan

Untuk bahagia,
tak perlu banyak hal;
ada dalam dirimu sendiri,
dalam caramu berpikir.

(Marcus Aurelius)

Aku Datang Dengan Alasan

Jangan raba hati ini
Bertanyalah
Ada jawaban jujur
Ada alasan yang tak sempat kau tahu
Karna dini hari ketika kusampai
kau suruh aku bergegas pulang

(Ahad, 7 Maret 2010)