Kamis, 06 Juni 2013

Kekuatan Sebuah Pena

Hari ini, saya bersama sahabat saya menghadiri Talkshow "Kekuatan Pena bersama Tere Liye", penulis favorit saya, di GSP UGM, :). Satu tahunan ini saya memang keranjingan membaca novel-novel karangan Tere Liye, very2 impressed, banyak pemahaman baik yang saya peroleh seusai membaca tulisan-tulisannya, termasuk tulisan2nya di Page FB beliau. Maka ketika ada Talkshow d GSP, yang deket banget dari tempat tinggal saya, dengan harga tiket yang juga sangat murah, saya pikir why not saya meluangkan tanggal merah ini untuk menimba ilmu dari bang Darwis a.k.a Tere Liye ini. Saya akan membagi ilmu yan sudah saya dapat tadi. Here we go..., :)

Menulis adalah membuat nyala terang di sekitar kita. Yess, setuju bang, :).

Lalu bang Darwis mengemukakan dua pertanyaan sebelum kita menulis. 
  1. Kenapa kita harus menulis?
  2. Saya harus menulis apa?
Ok, kita bahas yang pertama, Kenapa kita harus menulis?. Bang Darwis menceritakan dua cerita, yang pertama cerita mengenai tiga dokter yang cantik hatinya. Teman-teman bisa membacanya di http://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/cerita-3-dokter-cantik-hatinya/434417776608796# dan cerita yag kedua tentang burung pipit, penyu, dan pohon kelapa. Teman-teman bisa membacanya di sini http://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/burung-pipit-penyu-dan-pohon-kelapa/529482763768963#
Jadi setelah bang Darwis menyampaikan dua cerita di atas, beliau memberikan kesimpulan atas pertanyaan Kenapa kita harus menulis? Yaitu menulis adalah pekerjaan menyebarkan buah-buah kebaikan.

Kemudian pertanyaan kedua, Saya harus menulis apa?. Bang Darwis bercerita mengenai ibu rumah tangga yang bingung mau menulis apa, sehari-hari ibu ini sibuk mengurus anak-anaknya dan suaminya. Ketika ditanya mengenai hobbynya, ibu ini menjawab hobbynya adalah memasak. Lalu ibu ini disarankan menulis resep masakan yang tiap harinya dimasak, di malam hari, ketika anak-anaknya sudah tidur. Tulisan-tulisan itu ditulisnya dalam sebuah blog. Ketika ada pengunjung setia blog sering terbantu karena resep-resep dalam blog tersebut, pengunjung blog itu mereferensikan blog tersebut kepada seorang editor dari sebuah penerbit, editor ini kemudian mempelajari blog tersebut dan menawarkan kepada ibu rumah tangga ini untuk membukukan tulisan-tulisannya. Alhasil, jadilah si ibu ini mempunyai banyak buku hasil tulisan resep2 masakannya, masakan sehari-hari, yang bahan2nya banyak tersedia di pasaran (kebanyakan resep bayak yang bahan2nya saja kita tidak tahu mesti beli dimana kan? :)).  Jadi, kesimpulannya, kita sendiri yang paling tahu kita harus menulis apa. 

Bang Darwis kemudian menyampaikan tips-tips dalam menulis, yaitu:

Yang pertama, semua hal bisa menjadi topik tulisan.
Penulis yang baik selalu bisa menemukan sudut pandang yang spesial dari apapun. Contohnya begini, ada 500 peserta workshop, 500 peserta ini diminta untuk membuat tulisan tentang "hitam". Kebanyakan peserta menulis tentang hitam adalah sebuah warna blablabla. Peserta yang menemukan sudut pandang spesial bisa menulis " Dia hitam, kulitnya hitam,matanya hitam, rambutnya hitam, tasnya hitam, sepatunya hitam, tapi aku tahu, hatinya putih", atau tulisan seperti ini "Ada sebuah mobil hitam melaju dari arah Yogyakarta ke arah Magelang dengan kecepatan 90 km/jam mulai pukul 08.00. Pada pukul 09.00 sebuah mobul hitam lainnya melaju dari Magelang menuju Yogyakarta dengan kecepatan 100 km/jam. Pada pukul berapa kedua mobil hitam in bertemu? (rada-rada inget pelajaran fisika ga si, hehe).  Lihat, dua peserta ini menuliskan sesuatu yang tdak dipikirkan oleh kebanyakan peserta lain, menarik bukan? mereka telah menemukan sudut pandang yang spesial dari warna hitam. Warna hitam bisa menjadi cemerlang jika kita punya sudut pandang spesial, :).
Contoh lainnya adalah siswa-siswa SMA yang diharuskan membuat laporan mengenai hasil kunjungan study tournya di magelang. Kebanyakan siswa membuat laporan dengan cara copy paste laporan kakak-kakak tingkatnya, seperti Borobudur dibangun pada tahun blablabla oleh blablabla dengan jumlah blablabla. Siswa yang bisa menemukan detail kecil yang tidak dilihat oleh siswa lain bisa memberi judul laporannya dengan "Pengemis di sekitar candi Borobudur".
Untuk menemukan sudut pandang yang berbeda, kita harus berpikir kreatif terus-menerus. Berpikir dengan sudut pandang berbeda tidak harus megah, tapi mampu memikirkan apa yang tidak dipikirkan orang lain.

Bang Darwis bercerita tentang pengalamannya ketika kuliah di UI, ketika tahun 1999, ada pertandingan MU melawan Bayer Munchen, bang Darwis dan teman-teman asrama menonton pertandingan tersebut di kantin kampus. Ketika pertandingan selesai, ada yang senang dengan hasilnya, ada yang tidak senang dengan hasilnya, Ada satu temannya bang Darwis yang setelah selesai menonton langsung menuju kamar dan menulis hasil pertandingan di blog. Setiap ada pertandingan, temannya ini selalu menuliskan komentarnya di blog. Beberapa tahun kemudian, bang Darwis membaca tabloid bola, pada sebuah kolom bergengsi, bang Darwis menemukan nama temannya di tabloid tersebut. Ketika S2 di Swiss, dia pun menjadi wartawan yang bisa keluar masuk gratis ke pertandingan-pertandingan bola di dunia. Setelah selesai S2, beliau menjadi direktur perbankan. Pekerjaannya dijalankan, passionnya pun tersalurkan. Dia menjadi seperti itu sekarang, karena dulu, ketika teman-temannya masih beradu pendapat mengenai hasil pertandingan, tetapi dia sudah menuliskan komentarnya mengenai pertandingan tersebut, :)

Yang kedua, penulis yang baik selalu membutuhkan amunisi.
Bang Darwis menceritakan tentang teko dan 16 cangkir. Teko ini tetap bisa menyalurkan air kalau tekonya selalu terisi. Kalau tidak, akan ada cangkir yang tidak terisi air. Kalau sudah punya sudut pandang akan sesuatu, tetapi tidak punya amunisi, akan susah menulis. Bagaimana cara mendapatkan amunisi tersebut? baca buku! Tidak jaman kalau mau jadi penulis tidak mau membaca buku. FB atau twitter adalah budaya lisan yang dituliskan. Semakin banyak membaca, maka semakin banyak amunisinya. Orang yang naik taksi, begitu turun dari taksi bisa bertambah amunisinya, tetapi juga bisa tidak bertambah. Yang tidak bertambah adalah yang hanya naik taksi, diam aja, setelah sampai, turun. Yang bisa menambah amunisi adalah yang bisa memanfaatkan situasi. Supir taksi bisa ditanya apa saja, misalnya "Pernah nyupirin artis ga? rasanya gimana? blablabla".  Contoh lain, sedang antri membayar di supermarket, bisa menambah amunisi dengan bertanya kepada sesama pengantri tentang jenis barang, mana yang murah, yang mahal, rasa-rasa produk, dll.

Yang ketiga, tidak ada tulisan yang baik, tidak ada tulisan yang jelek, yang ada hanyalah relevan atau tidak relevan. 
Kalau ada puisi isinya "Aku sebel sebel sebel sebel", bagi orang dewasa mungkin puisi itu tidak menarik, tetapi bagi ABG yang juga sedang merasakan kesebalan tingkat tinggi, puisi itu bisa menarik baginya, puisi itu relevan bagi ABG itu. 
Bang Darwis kemudian menceritakan kisahnya yang tulisannya "Hafalan Salat Delisa", cerita tentang tunami ditolak oleh penerbit Mizan dan Gramedia. Penerbit Mizan mengatakan bahwa penerbit itu baru menerbitkan dua buku mengenai tsunami. Gramedia mengatakan bahwa mereka belum pernah menerbitkan buku bergenre Islami. Penerbit-penerbit itu tidak mengatakan bahwa tulisan bang Darwis jelek. Tulisan bang Darwis hanya tidak relevan dengan penerbit-penerbit itu. Apakah bang DArwis kecewa? tidak. 
Bang Darwis mengatakan kalau kita bilang "Saya ga PD menulis", katanya no problemo. Kalau bilang "Saya ga bisa sebagai penulis" ini yang tidak boleh. Oh ya, lebih lanjutnya tentang relevan atau tidak relevan bisa dibaca di sini http://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/rahasia-tulisan/498412000209373# 
Kalaupun tulisan kalian tidak relevan buat orang lain, jangan berkecil hati, pastikan bahwa tulisan kalian relevan buat kalian, :).

Yang keempat adalah kalimat pertama selalu mudah, gaya bahasa adalah kebiasaan.
Banyak yang bingung menuliskan kalimat pertama. Padahal, ya sudah, tulis saja sesuai apa yang dirasa ok. Contohnya, kalimat "Andi ke pasar dengan Ibu membeli pisang", bisa saja diganti menjadi Ke pasar Andi membeli pisang bersama Ibu, atau Andi membeli pisang ke pasar bersama ibu, atau lainnya, hanya dibolak-balik, hanya soal rasa, Tentunya kalau ditanya ke guru bahasa Indonesia, mungkin kalimat yang baik harus mengikuti kaidah SPOK, :). Tenang saja, ikuti kebiasaan. Yang jadi masalah adalah kalau megatakan "Saya bingung, saya berhenti menulis saja".

Yang kelima (ini rada ragu, karena soundnya kurang ok, hehe), menyelesaikan tulisan tidak gampang.
Ada beberapa karya yang Bang Darwis bingung untuk melanjuttkan tulisannya sehingga menuliskan kata TAMAT, :). 
Bang Darwis cerita tentang abang yang ketika kuliah, setahun sekali bang Darwis pulang ke Palembang, bang Darwis selalu memuji masakan capcay hasil masakan ibunya, ketika ditanya kenapa bisa memasak seenak ini, ibunya menjawab "Masak ya masak aja" , sampai bang Darwis mengintip ibunya memasak, ternyata benar. Ketika awal-awal menikah, istri bang Darwis belum terlalu pintar memasak, jadi awal-awal masih suka melihat buku-buku resep masakan. Tapi bulan demi bulan, istrinya sudah tidak lagi membuka resep. Masakannya sudah semakin enak dari waktu ke waktu. Jadi kalau mau menulis, ya tulis saja, :).

Closing statement dari bang Darwis adalah Berikanlah yang terbaik, maka kesuksesan akan datang sendiri. 

Bang Darwis kemudian menjawab beberapa pertanyaan peserta talkshow. 

Ada yang bertanya, bagaimana memanipulasi kejenuhan dalam menulis?
Bang Darwis menjawab "Panggil motivasi terbaik saat kehilangan pegangan" 
Bang Darwis cerita tentang ketika menulis cerita bersambung di media blog/Fb (saya lupa), dan beliau harus ke Kalimantan karena tugas, sehingga belum bisa melanjutkan ceritanya. Kemudian ada satu email yang menarik perhatiannya, yaitu email dari salah seorang TKW di Hongkong yang bercerita bahwa pekerjaannya adalah merawat seorang nenek. Nenek ini selalu diceritakan cerita Mei dan Borno, jadi ketika tulisan itu terhenti, si Nenek ini benar-benar sangat penasaran dengan kelanjutan ceritanya, sehingga TKW ini meminta bang Darwis melanjutkan ceritanya. Dari situ, bang Darwis memahami sesuatu. Kita bisa punya motivasi terbaik dalam menulis. 

Ada tiga level tulisan:
  1. Menemani dan menghibur
  2. Bermanfaat buat banyak orang
  3. Menginspirasi orang untuk berubah 
Kalaupun gagal mencapai level tertinggi, setidaknya tulisan kita bisa menemani dan menghibur, :).

Ada pertanyaan mengenai bacaan apa yang baik bagi penulis pemula. Bang Darwis menjawab bahwa apapun bisa menjadi bacaan baik. Tiap tulisan bisa membuat kita memihak tulisan itu atau tidak.

Penulis yang menginspirasi adalah:
  1. Penulis yang baik tidak merasa bahwa temannya adalah saingannya.
  2. Tidak ada penulis yang baik yang membangga-banggakan tulisannya.
  3. Selalu memahami bahwa tulisan adalah tulisan.
Pilih jalannya, ikuti jalannya, maka kalian akan tiba, :)

Demikian yang bisa saya tulis, mohon maaf untuk segala kekurangan, beberapa belum terelaborasi dengan bagus, kesehatan saya agak sedikit terganggu ketika menyelesaikan tulisan ini, tapi saya berhasil memanggil motivasi terbaik saya untuk menyelesaikannya, :), semoga bermanfaat, :)

Minggu, 28 Oktober 2012

Sejenak kita Ingat - Matahari Tak Lagi

Mari kita habiskan waktu untuk menangis (jika memang ingin menangis)
Mari kita habiskan waktu untuk merenung (jika memang untuk menelaah)

Mari sejenak kita pelajari 5 hari ini
Langkahmu bisa dimulai, tapi juga bisa terhenti

Dan ketika waktu mulai beranjak
Ketika kau pun mencoba menerka, mencoba ada di tengah

Kau tahu, kau terlambat

Bye

(Lima hari ini saya membongkar-bongkar file tahunan yang ingin saya kunjungi, mencoba memastikan sebelum berangkat, belum sampai pintu, yup waktu Anda habis. Hmmmm, okay, be strong!!!!!)

Sabtu, 20 Oktober 2012

Bohong!

Semudah angin menerbangkan daun kering dan mendaratkannya di teras rumah, semudah seperti itu hari ini. Melihat pelangi tanpa diantar hujan. Mendengar suara tanpa langkah. Aku tahu. (Repost status FB akhir Januari 2012 kemarin)

Bagaimana rasanya ketika orang-orang yang kita percaya ternyata berbohong? haha, segera masukkan orang-orang itu ke list "orang-orang ga penting", case closed!

Sabtu, 15 September 2012

Sesi itu

Menikmati seninya sesi dalam hari yang terus membahana sampai menjelang menutup mata

Menjelang atau ketika Subuh besok, senyumku pasti masih ada, :)


Night

Kamis, 08 Desember 2011

Kau = Kilau

Dengan sejumlah dolar
ia sampai ke negriku
berkilau indah pelengkap cahaya mentari

Sekali saja, kuajak ia mengunjungi tanah kelahiran
Setelahnya, menyapa sejenak kota sebelah
Bukankah kota itu mengenalku?
Tak ingatkah salam-salam yang dititipkan dari Jakarta?
Tak ingatkah pada mataku yang selalu mengakrabi dari balik kaca mobil?

Ia baru 3 bulan bersamaku
Kemarin baru saja kukagumi kilaunya--entah keberapa

Sudah 36 jam, jejaknya tak tertangkap lagi


(Sedih mengingat sahabatku berkata "Ridha, ini untukmu")
(Sedih karena Allah mengambilnya ketika cinta ini tengah bertumbuh dengan hebat)
(Sedih karena orang yang membersamaimu sekarang mungkin tak mengerti artimu bagiku)

(Sedih mengingat kau menjadi milikku karena kebaikan&ketulusan sahabat)
(Sedih karena rasa bersalah, mencoba terlalu menjagamu, yang sangat terlalu, sampai aku melupakanmu, how did it happen?)
(Sedih karena kenangan buruk mulai membuntuti kota yang indah itu, tempat dimana ia pergi)

******


Selamat tinggal jam tangan cantikku, aku masih berharap, ada orang baik mengantarkanmu padaku, yang selalu mencintaimu

Sabtu, 19 November 2011

19-11

Sekian waktu kau terwarnai sekitarmu, sekian waktu itu jua kau mewarnai sekitarmu
Kau bisa menjadi seperti matahari, menyinari segala semesta, ruang, dan jiwa yang membutuhkan
Kau juga bisa seperti rembulan, yang lembut terhadap keriuhan bintang
Pernah kau kata, impian-impianmu selalu tampak di depan mata, tapi kau ragu apakah kan tergenggam
Milyaran detik mengantarkanku pada keyakinan akan semua mimpimu, semua yang kau pinta dari Nya
Sahabatku, apapun yang menjadi citamu, kejarlah, perjuangkan apa yang penting bagimu, yang pantas kau dapatkan
Kau tahu? Sedih atau bahagiamu, pasti jadi sedih atau bahagiaku
Jadi, harapan-harapan baikmu…., pasti mengalir dalam doa-doaku
Setulus kebaikan yang kau beri untuk sesama, berlimpah kebaikan kan kau dapatkan, pasti.

Selamat ulang tahun sahabat terbaikku
Tidak ada tart, lilin, atau adukan tepung & telur
Tapi ada lebih dari sejuta selamat untukmu
Dariku, dari daun di pohon sana, dari gerimis, dari pantai…
Dari segala yang kulintasi, mereka menitipkan selamat untukmu

Semoga jalan depan dari usia ini adalah jalan utama berlimpah berkah
Yang kan selalu dalam lindungan-Nya, Amin

(Ditulis untuk seorang sahabat yang berulang tahun di hari ini; 19-11 dua tahun lagi kita jelajahi sabang-merauke ya, hehe)

Senin, 14 November 2011

dan atau

Tujuh dan satu
Tujuh itu mereka, satu itu aku
Tujuh itu untukku, satu itu untuknya
Tujuh itu untuk baikku, satu itu untuk bahagianya kita

dan...., bukan atau....

ataukah sebenarnya...... atau yang kupaksa menjadi dan?

Nafas itu lagi
menikmatinya tanpa mau ada titik
Membuncah dengan sekuatnya
Menciptakan energi, yang lagi dan lagi
seolah, kusanggup hadapi apapun

ini inginku
katakan padaku
bolehkah?

seperti dulu, kau-aku, tanyakan semua
lalu kita rasakan, memiliki itu indah, memiliki menjadikan kita manja