Senin, 16 Mei 2011

Donal Bebek: Wek-wek

Teman kos saya tertawa melihat majalah donal bebek diantara 2 surat kabar yang baru saya beli tadi pagi. Bukan cuma dia saja yang tertawa, teman kos saya yang lainnya juga ikut menemani tawa teman saya sebelumnya. ^_^. Saya jadi mengingat perjalanan ke Jawa Timur setahun kemarin. Dalam mobil berisi 6 teman kos lama saya, seorang teman berseru "Ada seorang mahasiswa, buku-bukunya banyak..., korannya juga banyaaak, tapi juga ada donal bebek, haha". Seruan yang menggoda saya, :).

Dari buku yang pernah saya baca, bagaimana kita turut ditentukan oleh buku-buku yang kita baca. Seorang dosen jaman S1 saya (yang akhirnya saya ketahui merupakan saudara dari sahabat dekat saya) pernah bertanya dalam kuliahnya, "Apakah Anda-Anda yang mahasiswa ini masih pantas membaca komik?", beragam jawaban yang dilontarkan mahasiswa-mahasiswanya kala itu, termasuk saya yang pro dengan "pantas-pantas saja". Pertanyaan beliau dijawab oleh beliau sendiri "Sudah ga sepantasnya, bacalah buku-buku yang lebih berat". Sebenarnya, dari sejak saat itu sampai sekarang, saya kurang setuju dengan jawaban beliau, :). Saya pikir, kalau kita mempunyai hobby untuk membaca bacaan-bacaan ringan seperti itu apa salahnya? Apalagi kalau tetap diimbangi dengan bacaan-bacaan yang dianggap lebih "berat". Saya anggap donal bebek sebagai bacaan penyeimbang diantara buku-buku dan surat kabar- surat kabar yang sehari-hari saya baca, yaaaa, sekedar melepaskan kepenatan berpikir dengan bacaan haha-hihi.

Saya rasa, orang-orang yang bekerja di bidang anak-anak/remaja juga akan uptodate dengan bacaan-bacaan yang bersinggungan dengan dunia anak-anak/remaja itu sendiri. Seperti saya yang sedang mengerjakan proyek yang berhubungan dengan remaja. Dua minggu lalu, saya memborong banyak sekali majalah-majalah remaja bekas, tidak ketinggalan buku-buku untuk remaja. Padahal, usia saya, bisa dikatakan sudah tidak remaja lagi, hehe. Tapi kalau saya tidak mengikuti dunia remaja lewat bacaan-bacaan itu, bagaimana saya bisa mengerjakan proyek saya dengan maksimal? hehe.

Kembali ke Donal Bebek. Saya membaca donal bebek tidak dalam rangka mendukung pekerjaan saya secara materi, tapi mendukung secara psikologis, yup! Kehidupan saya tidak pernah bisa terlepas dari donal bebek, sejak saya bisa membaca, sampai sekarang. SD, SMP, SMU, S1, S2, bekerja.... selalu ada donal bebek yang saya sempatkan untuk saya beli walau bekas sekalipun. Waktu SD dan SMP, Orangtua saya selalu membawakan oleh-oleh berbundel-bundel majalah donal bebek bekas ketika mereka menyinggahi kota Semarang (sungguh tidak ada oleh-oleh lezat lainnya selain majalah itu, pada masa itu, ^_^). Bahkan ketika S1, hampir tiap bulan saya sempatkan memborong donal bebek di salah satu kios shopping centre, kios muraaaah, 700 rupiah disaat kios-kios lainnya menghargai donal bebek 2000an (sepertinya bapak pemilik kios ini tidak mengikuti perkembangan harga di kios-kios sekitarnya, hihi, untung di saya dong paaak, :)). Percaya tidak, stok donal bebek di kios ini sampai habis bis bis...., diborong saya semua kayaknya, hehe.

Donal bebek dalam kehidupan anak-anak & remaja saya tidak sedikitpun menyisihkan tempat untuk majalah Bobo, Mickey mouse, Gober Bebek, komik-komik elekmedia komputindo (serial cantik, bersambung, atau misteri), komik-komik petruk gareng, komik-komik HC Andersen, novel trio detektif Alfred Hitchock (i love this novel so much), buku detektif yang ada kunci jawabannya yang bisa dibaca pake cermin atau lewat balik halamannya dengan bantuan lampu, ^_^, Master Q, Tintin, Komik Police, Smurf, Litle Mermaid, Pak Janggut, Lupus, Olga, Gadis, Kawanku, Aneka, buku-buku sastra yang dipinjemi ibu dari perpustakaannya (^_^) dan tentu saja majalah Annida dan novel-novel Islami maupun kumpulan cerpen Islami yang dibawakan dari Jakarta & Bandung oleh kakak saya, ^_^. Waaaaah saya jadi kangen dengan masa-masa dulu, hihi.

Sebagian besar bacaan-bacaan masa dulu itu masih tersimpan di perpustakaan rumah saya di Purbalingga, dengan kondisi yang sudah tidak se-fresh dulu (sudah berbau kertas lama, :)). Beberapa hilang entah kemana (ada yang dipinjem ga balik-balik, :( ). Beberapa lainnya di rumah pemiliknya karena dulu saya hanya pinjam, hehe.

Baiklah, donal bebeknya sudah selesai saya baca, saya beralih membaca Kompas dan Kedaulatan Rakyat dulu ya, ^_^.

Sabtu, 14 Mei 2011

Pikiran ==> Kebahagiaan

Untuk bahagia,
tak perlu banyak hal;
ada dalam dirimu sendiri,
dalam caramu berpikir.

(Marcus Aurelius)

Aku Datang Dengan Alasan

Jangan raba hati ini
Bertanyalah
Ada jawaban jujur
Ada alasan yang tak sempat kau tahu
Karna dini hari ketika kusampai
kau suruh aku bergegas pulang

(Ahad, 7 Maret 2010)